Ketika Hujan Tiba

Entah untuk purnama yang keberapa, hujan tidak pernah datang menyapa. Seperti menghindar diri dari orang-orang yang terluka. Menyimpan bening airnya di balik awan sana. Mungkin belum saatnya saja untuk mendatangi bumi dengan dinginnya.

Aku selalu berharap bahwa hujan segera tiba. Berharap dapat menikmati suasana magis itu dengan segera. Apalagi bila bening titisannya datang di saat senja. Seperti memberi ruang rasa pada setiap jiwa yang telah lelah sepanjang harinya. Mungkin saja mereka ingin menitipkan doa juga pinta.

Selama ini kamu mungkin pernah mendengar, bahwa hujan adalah saat yang tepat untuk mengurai pinta. Meminta apa saja pada-Nya. Menitipkan rasa juga asa lewat bait-bait doa.

Begitulah kira-kira dengan diriku ini, yang sedang berharap hujan tiba dengan segera. Karena dengan begitu aku akan memiliki waktu untuk berlama-lama di tepian jendela. Memejamkan mata, sembari menghadirkan wajah-wajah yang selama ini mengisi hari-hariku dengan cinta. Kan kurapal doa juga pinta sederas airnya. Berharap ianya akan segera melesat dengan cepat, mengetuk singgahsananya yang Agung lagi Bijaksana. Berharap Dia akan membalasnya dengan sempurna.

Dan aku masih disini. Berdiri di tepian jendela sendirian. Masih berharap bahwa hujan akan datang hari ini. Atau setidaknya hadirlah di akhir bulan ini. Karena harapanku tidak hanya soal pinta tadi. Tapi bening titisannya dapat mendinginkan hati. Meruapi jiwa-jiwa yang sempat lelah berada di atas jalan ini. Karena ketika hujan tiba, ada rahmat-Nya yang datang mengiringi.

Ditulis ketika hujan belum datang dengan sempurna

#30DWCJilid9 #Squad6 #Day12 #Tulisan #KetikaHujanTiba

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia