Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Stasiun & Sebuah Kontemplasi

Sebuah kontemplasi yang kutemukan ketika berada dalam perjalanan menjemput adik kosku di stasiun lempuyangan.  Penjemputan kali ini aku sangat terlambat. Biasanya aku berusaha untuk datang lebih cepat sebelum keretanya tiba di jogja. Nah kali ini, qadarulloh sebelum aku berangkat ada sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Agak sedikit ragu, karena nomor yang masuk bukanlah nomor pribadi melainkan nomor kantor.   Karena itu segeraku angkat. Dan rupanya panggilan ini berasal dari jasa layanan internet yang aku gunakan sejak beberapa bulan yang lalu. Sepanjang percakapan dapat aku tangkap bahwa maksud dari panggilan ini adalah menawarkan paket layanan terbaru.  Ah, bukan aku tidak mau mendengar, tapi waktuku keburu habis. Kasihan adik kosku harus menunggu lama di stasiun. Dan tanpa mengurangi rasa hormatku terhadap mbak-mbak sales di seberang sana, aku pun bermaksud mengakhiri teleponnya. Dan disamping itu kupastikan juga kalau kemungkinan aku tidak akan mengambil

#JurnalMira: Belajar!!!

Di antara hal yang menyenangkan dalam agenda pekanan adlh di saat setiap anggota liqoat mengabarkan info" terbaru selama sepekan perihal aktivitasnya atau kita biasa nyebutnya Qodoya rowa'i. Eh, benerkah begitu tulisannya? Seperti pekan kemaren, ada yg mengabarkan akan ke Jepang utk program kerja sama sekaligus bertemu sensei yg bisa membantu utk proses S3 nya kelak, sehingga pekan ini beliau tidak bisa hadir. Nah tadi sore, ada yg berkabar akan mengikuti conference di Thailand, dan hari Kamis besok jadwal keberangkatannya. Padahal beliau baru saja pemulihan pasca kecelakaan. Sehat" terus ya mbak ✨ Dan selanjutnya ada pula yg lolos Program short course  ke UK di bidang kesehatan. Yg mana program short course ini diselenggarakan oleh DIKTI. Inpoh sedikit yah, yg lolos program ini adalah seorang emak" dari 3 org anak. Dosen di FK + seorang wadek. Btw dgn segala kesibukannya, beliau ttp bisa ikut program beginian. Dan dari sekian pengirim proposal, beliau terpilih!

Introvert, bukan hal buruk

Gambar
Bismillahirohmanirrohim.. Sejak memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Jogja, aku mulai memikirkan banyak hal, menurutku. Diantaranya tentang diriku sendiri. Selama perjalanan, entah itu berawal dari rumah tempat kelahiranku, sampai di Pekanbaru, lalu di dalam pesawat menuju Jogja, aku tak berhenti untuk terus memikirkan diriku sendiri. bahkan saat sudah menjejakkan kaki di Jogja. Aku terus berpikir, apakah keputusan yang aku ambil ini sudah benar. Apakah aku sudah siap untuk melawati hari-hari ku di tanah rantau? Jauh dari orang tua dan keluarga. Apa aku sanggup memulai sebuah pertemanan dengan orang-orang baru? Apakah aku mampu? Sepanjang waktu aku selalu dibayangi oleh hal-hal yang seperti itu. Mungkin sebagian orang berpikir aku terlalu berlebihan. Tidak, menurutku tidak. Aku begitu memikirkannya. Di saat aku merasa dan meyakinkan diri bahwa aku bisa melewati semua ini dengan sendiri, aku selalu dibenturkan dengan hal-hal yang membuatku harus berpikir kembali, bahwa

Mari Bertumbuh

Gambar
Bismillahirrohmanrrohim.. Kemarin adalah akumulasi dari sekian hari yang kutunggu. Yaitu bertemu dengan seorang penulis yang sudah sejak lama kubaca tulisannya. Bahkan sebelum tulisan itu menjelma menjadi sebuah buku. Aku mengenal tulisan beliau sejak pertengahan tahun 2014 yang lalu dari seorang teman (Teh Nurul). Teteh menyarankanku untuk mencoba mampir di akun tumblrnya. Karena banyak tulisan-tulisan bagus di sana. Nah mulai dari situ aku pun mengikuti tulisan beliau. Ohya, namanya adalah Kurniawan Gunadi atau biasa disapa dengan Masgun. Masgun dalam hematku adalah orang yang sangat sederhana. Terlihat dari tulisan-tulisannya yang selalu mengangkat hal-hal yang sederhana, tapi luput untuk dihikmahi. Seperti mulai dari bangun pagi, lalu bagaimana mengawali hari, menjalani hari-hari sampai nanti menutup mata kembali ketika di malam hari. Hal-hal yang sebenarnya sudah sering dijalani dan dijumpai, tapi disebabkan aktivitas kita yang terlampau menggunung tinggi, membuat kit

Yang Berbahagia

Gambar
Barokallahu laka, Selamat telah berjalan sejauh ini. Melewati begitu banyak musim yang kian berganti. Merasakan berjuta rasa yang tak terperi. Derai tawa, tangis kecewa, sesak haru yang menyelimutimu hari demi hari. Barokallahu laka, Layaknya sebuah perjalanan, maka hari ini adalah penghujungnya. Hampir 4 tahun penuh drama menjadi cerita panjang nyaris tak tersisa. Tersebab euforia kebahagiaan sudah memangkasnya dengan sempurna. Maka hari ini, senyum bahagia itu bukan milikmu sendiri. Ada Ayah dan Ibunda yang sudah lama menanti. Barokallahu laka, selamat menyandang gelar sarjana. Semoga tak sekadar pemanis di hujung nama. Tapi menjadi kunci keberkahan dalam menjalani kehidupan di masa depan. Barokallahu fiikum adindaku shaliha.. Selamat menapaki dunia baru. Teruslah menemukan kepingan puzzle kehidupanmu. Semoga Doa terbaik selalu terlimpahi untukmu. Sun sayang dari kejauhan, Kak Chan 🐣

Masih Ingatkah, Dinda?

Gambar
Duhai Dinda, masih ingatkah engkau dengan foto ini? Untuk menuju tempat ini kita harus berdamai dengan hujan. Begitu juga di saat pulang, kita harus bersabar dalam melewati derasnya. Drama sekali bukan? Bukan, bukan itu yang ingin kutanyakan. Tapi, masih ingatkah dengan secarik kertas yang kita pegang bersama-sama? yang sebelumnya sudah kita bubuhi dengan sederet keinginan, harapan, dan sudah tentu doa-doa sederhana yang ingin kita raih di hari yang baru, di tahun yang baru. Masih ingatkah dirimu, Dinda? Lalu bagaimana kabarnya dengan harapan-harapan itu? sudahkah tertemukan olehmu? sudahkah tergenggam keinginan itu, atau masih berwujud doa yang selalu kamu sebut dengan lirih sebakda sholat lima waktu? Tidak mengapa Dinda. Tetaplah peluk harapan, cita dan doa itu. Tugas kita untuk melewati setiap proses menujunya bukan? menyediakan bekal terbaik, usaha yang jauh lebih keras agar kuat dalam menujunya. Sedangkan untuk hasilnya, biarkan Allah yang bekerja. Memberikan sebaik-bai

Belajar Berproses

Tetaplah untuk menerima dan mengikuti setiap proses yang datang menghampirimu. Meski tak terhitung berapa kali kamu terjatuh karenanya, tak terkira seberapa berat kamu menanggungnya. Teruslah berada dan belajar dalam proses itu. Tetaplah belajar untuk melaluinya. Sebab belum tentu apa yang menjadi maumu, itu juga baik untuk urusan dunia dan akhiratmu. Sebab yang terbaik menurutNya sudah pasti terbaik untuk hidupmu dan urusanmu. Apa kamu masih ingin menyangkalnya? Teruslah belajar untuk melewatinya. Bersabar dalam menuntaskan setiap prosesnya. Karena Dia yang Maha Tahu tak mungkin salah memberi yang terbaik untuk hambaNya. Termasuk kamu. Selamat menyambut tahun baru. Semoga azzam dan tekadmu terus melaju. Jangan biarkan ia luruh hanya karena yang terjadi selalu tak seperti harapmu. Ingat, ada Dia yang tak pernah keliru dalam memberi. Tetap pegang mimpimu, tegakkan kepalamu, kokohkan langkahmu, agar Dia percaya bahwa kamu layak untuk mendapatkan apa yang menjadi hakmu.

#Day7: Memilih-memilah

Gambar
Aku tahu, di dunia ini ada begitu banyak pilihan hidup yang memang harus dipilih. Sebab aku tidak mungkin bisa  menjalaninya sekaligus. Bahkan untuk urusan-urusan yang kecil pun, aku harus memilihnya dengan cermat. Semisal, setelah bangun tidur apakah langsung mencuci muka atau membuka handphone dahulu. Seusai sholat subuh, apakah dilanjutkan dengan tilawah atau justru melanjutkan tidur yang terjeda. Atau mungkin setelah pulang kerja, mampir sebentar di warung bakso atau langsung pulang ke rumah. Aku tidak mungkin melakukan kegiatan-kegiatan itu sekaligus. Aku harus memilihnya. Pilihan-pilihan kecil seperti inilah yang seringkali kutemui dalam kehidupan sehari-hari. Lantas aku pun belajar untuk memilahnya. Mana yang menurutku baik untuk dilakukan atau ditinggalkan. Mana yang harus segera dikerjakan atau ditunda sebentar. Mana yang harus diutamakan atau diakhirkan. Begitu juga kiranya untuk urusan yang lebih besar yang akan melibatkan masa depan. Pastinya aku akan jauh lebih hati-hati

Lingkaran Pertemanan

Aku selalu bersyukur ketika masih berada di dalam lingkaran pertemanan yang bisa membawaku untuk terus berfikir positif, bergerak aktif, dan tentunya berbuat baik. Yang mana di luar sana ada begitu banyak pertemanan yang berlandaskan kepentingan sehingga tidak jarang pula akan berhujung pada permusuhan. Naudzubillah. Aku selalu merasa bahwa berada di dalam lingkaran pertemanan ini merupakan sebuah keberuntungan yang belum tentu akan aku dapatkan di luar sana. Atau mungkin jika aku tidak berada di tempat yang sekarang sedang aku tapaki. Bukan tanpa alasan aku menganggap ini sebagai keberuntungan. Buktinya, ketika bersama lingkaran pertemanan ini, aku akan termotivasi untuk berbuat baik. Akan ada yang menegur tatkala langkahku salah. Ada yang menasehati jika aku mulai lemah. Ada yang menyemangati kala aku mulai goyah juga lelah. Sungguh, sejak awal aku mengenal lingkaran ini, aku sudah menyadari akan kebaikan dan keberkahan yang terkandung di dalamnya. Bukan tentang kepen

Ramadhan-20

Bismillah.. Rasanya sudah terlalu lama aku tidak menulis. Entah itu di media online, lebih-lebih lagi di media offline. Pernah ada beberapa kali aku coba untuk kembali memancing semangat menulis layaknya dahulu. Tapi selalu berhenti di tengah jalan. Alhasil, aku tinggalkan sembarangan. Kadangkala aku sendiri merasa malu. Apalagi ketika menilik kembali semangat yang dahulu pernah aku bangun untuk tetap komitmen menulis selama 30 hari nonstop. Nyatanya, usai dari tantangan tersebut, maka khatam juga semangatku dalam menulis. Astaghfirullah Aku sepenuhnya menayadari, hal ini tidak baik. Tidak akan menjadikan aku pribadi yang produktif seperti dahulu. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengumpulkan kembali semangat yang sempat berserakan ini. Aku memulainya dengan membaca. Ya, membaca. Sejauh ini membaca merupakan pemantik ampuh untuk aku kembali menulis. Setidaknya, akan aku temukan ide-ide baru dari bacaan yang aku baca. Entah itu bacaan di media sosial, atau justru buku-buku tebal yang

Bermain Api

Gambar
Menyematkan lencana SS di salah satu bagian baju, lalu mengikuti rapat rahasia dengan mengucapkan kata sandi terlebih dahulu, adalah beberapa hal yang menarik selain dari pemecahan kasus yang selalu dilakukan oleh Peter dan kawan-kawan. Atau lebih dikenal dengan Sapta Siaga. Ya, mereka adalah anak-anak inggris yang begitu cerdas. Membuat perkumpulan rahasia yang terdiri dari 7 anak. Persis seperti nama grupnya, Sapta. Mereka adalah Janet, Pamela, Barbara, Jack, Colin, Goerge serta Peter yang menjadi leader dari Sarikat rahasia ini. sedangkan Siaga adalah kata tambahan agar grup mereka selalu siaga dengan setiap kondisi yang selalu saja terjadi. Tapi sayangnya, akhir-akhir ini sama sekali tidak terjadi kasus atau peristiwa yang mencurigakan. Karenanya Sapta Siaga pun sudah lama tidak melakukan pertemuan. Ditambah lagi, gudang tempat biasa mereka melakukan rapat, sedang dipenuhi oleh bawang hasil panen di kebun keluarga Peter. Hal ini pula dijadikan bahan ejekan oleh Susie, adi