Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

-Sister From Another Mom- Chapter VIII (Decision)

Jalanan sore ini sangat ramai. Kendaraan terlihat memenuhi badan jalan. Meskipun hari ini merupakan hari libur, beberapa dipenuhi oleh mereka yang baru saja pulang dari kantor tempat bekerja. Terlihat dari seragam yang di kenakannya. Semilir angin sore menerpa wajah Salma. Rambutnya yang dibiarkan tergerai menjadi sedikit berantakan karena sapuan angin yang datang. Matanya memandang lurus jalanan. Tapi fikirannya sedang berkecamuk tak karuan. Ada sesuatu yang ingin dia utarakan, tapi terasa berat untuk di sampaikan. Sekarang Salma sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Setelah lima belas menit yang lewat meninggalkan rumah sakit, Salma memilih diam. Ibunya sedang asyik mengobrol dengan Ranti. Sedangkan Anto yang fokus menyetir mobil, sesekali menanggapi perbincangan antara ibunya dan Ranti. Bapaknya pula sudah pergi ke alam mimpi, mungkin karena kelelahan beberapa hari ini harus berjaga di rumah sakit. “sepertinya ibu pengen jalan kerumahmu, Ran” seru ibunya Salma

-Sister From Another Mom- Chapter VII (a little Salma)

Pagi ini sinar matahari bersinar cerah. Menembus lewat jendela kaca setiap ruangan. Ada beberapa yang terhalang oleh tirai yang terjuntai panjang. Namun tidak menghalangi kehangatannya menyusup di setiap cela. Mengusir dingin yang disebabkan hujan beberapa hari yang lewat.  Rumput-rumput hijau terlihat tumbuh dengan segar. Bunga-bunga mulai bermekaran dengan menawan. Sesekali kupu-kupu datang menghampirinya. Lalu terbang lagi. Mencari bunga yang jauh lebih menawan Langkah-langkah kaki terlihat begitu pantas. Membawa ranjang yang berkaki roda. Mendorongnya menuju ruangan darurat. Dan di iringi dengan suara tangis di belakangnya. Mungkin sesuatu yang buruk sedang terjadi. Ada pula beberapa anak kecil yang berlari kesana kemari bersama temannya. Sambil membawa boneka panjang yang sepertinya sudah lama tidak di bersihkan. Terlihat usang. Tapi raut wajahnya tidak menunjukkan bahwa boneka itu layak di buang. Bahkan di pegangnya erat. Khawatir ada yang mengambilnya diam-di

-Sister From Another Mom- Chapter VI (Hospital)

Gerimis tipis mulai turun. Beriringan dengan datangnya pagi yang terlihat redup. Tidak ada matahari. Angin berhembus begitu lembut. Menggugurkan daun yang sudah menguning dari dahannya. Menyerakkannya kemana-mana. Sudah pasti sebentar lagi akan ada yang membersihkannya. Seperti hari-hari sebelumnya. Tampak langkah-langkah kaki sedang bergerak cepat di beberapa lorong jalan. Sesekali mengelak dari lubang yang tajam. Lalu kembali meneruskan perjalanan sembari melihat langit. Menerka-nerka apakah gerimis masih akan lama. Atau malah hujan deras penggantinya. Di dalam sebuah gedung putih dengan halamannya yang luas terlihat di isi oleh beberapa pengunjung. Ada yang sedang menunggu antrian untuk mengambil obat, ada pula yang menunggu di panggil untuk di periksa kesehatannya. Di ruangan lainnya lagi ada yang sedang menunggu kabar baik tentang kelahiran, ada juga yang sedang bersiap tentang kabar buruk mengenai kematian. Dan masih ada beberapa lagi ruangan yang memiliki kisahnya ma

-Sister From Another Mom- Chapter V (Accident)

Tadi setelah pulang dari kampus, Salma mampir sebentar ke warung langganannya. Membeli satu sisir pisang kepok, satu bungkus tepung terigu dan satu bungkus minyak goreng. Niat hatinya ingin membuat pisang goreng. Sudah lama dia tidak merasakan pisang goreng buatannya. Lama dia memilih. Mencari pisang yang betul-betul bagus untuk di goreng. Setelah menemukan pisang yang sesuai dengan keinginannya, Salma segera membayar dengan jumlah yang sudah di tentukan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Hujan yang turun sejak asar tadi belum juga usai. Masih terus menimpa atap rumah. Mengisi parit-parit kecil di sebelah rumah yang mulai meluber kemana-mana. Sesekali terdengar petir bersahutan. Seperti ingin mengabarkan hujan kali ini akan lama.  Salma baru saja selesai menggoreng pisang yang di belinya tadi. Segera di bersihkannya bekas- bekas kotor setelah menggoreng. Pisang yang sudah jadi di letakkan di atas meja. Rencananya akan di nikmati bersama penghuni kos lainnya.

-Sister From Another Mom- Chapter IV (Invitation)

“Iya, Bu. Allhamdulillah Salma sehat. Ibu apa kabar ?” Salma kembali bertanya kabar seseorang di seberang sana. Ibu.  Sekarang sedang waktu istirahat siang. Perkuliahan baru selesai 10 menit yang lalu. Mata kuliah Ekonometrika yang super njelimet berakhir dengan tugas yang wajib di kumpulkan pekan depan. Beberapa teman sekelas Salma keluar dengan muka di tekuk, membayangkan begitu rumitnya dengan tugas itu. Sedang yang lain bersikap seakan tidak peduli. Biasanya yang seperti ini akan berakhir dengan contekan di sana sini. Salma yang baru saja memasukkan beberapa diktat kuliahnya ke dalam tas, di kagetkan dengan getaran panggilan masuk di Handphone nya. Di ambilnya benda berwarna hitam itu dari tasnya. Tertulis di layar, Ibu. Segera di angkat panggilan itu, lalu berjalan keluar ruangan. Memilih duduk lesehan di depan kelas. “Allhamdulillah sehat juga. Kamu tidak sedang kuliah?” Tanya ibu dari seberang “Kuliah, Bu. Sekarang sedang istirahat” Jawabnya sambil menge