“Hai, Apa Kabar ?”

Akhir- akhir ini langit tampak tidak terlalu bersahabat. Bila paginya terlihat cerah, tiba-tiba saja hujan turun disaat senja. Dikiranya malam akan terang, ternyata mendadak kabut gelap. Aku tidak terlalu senang dengan perubahan yang seperti ini. karena setiap hari aku harus membawa jas hujan. Membawanya kemana saja aku pergi. Ah, merepotkan.
Berbeda dengan dirimu yang sangat menyenangi hujan. Kamu juga sangat senang sekali dengan perubahan cuaca yang seperti ini. “Langit sedang memberikan kejutan”, katamu, saat itu. Dan aku hanya tersenyum pasrah dengan fikiran konyolmu itu.
Seperti saat ini. Tampaknya hujan akan menyapa bumi lagi. Menghujami daun- daun dengan tetesannya. Membasahi tanah yang sedikit mulai mengering. Biasanya kamu mengajakku melewati suasana seperti ini berdua. Menghabiskan masing- masing cokelat hangat milik kita dan cemilan ala kadar. Tidak ketinggalan pula tentang cerita- ceritamu selama seharian. Dan selebihnya kamu membuatku tertawa. Bila sudah seperti ini, aku akan sulit meninggalkanmu pergi.
Dan entah mengapa kali ini aku teringat akan dirimu yang jauh disana.
Rasanya ingin sekali menyapamu sekarang juga. Karena sejak pertemuan terakhir, kamu sama sekali tidak memberi berita. Semua media sosial milikmu seperti tanpa penghuni lagi. Sepi. Aku sengaja untuk tidak memulai. Sekadar ingin tahu bagaimana bila diantara kita berjauhan.
Tapi hari ini akan kuputuskan untuk memulainya lagi. Mungkin sekadar bertanya “Hai, Apa Kabar?” 

Note: Dipublish pada #Day3 Tantangan 30DWC Jilid 8 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia