Jika Boleh

Jika boleh, ingin sekali memberi jeda untuk semua aktivitas dan rutinitas. Mengasingkan diri untuk beberapa saat dari setiap pertemuan. Bersembunyi dari setiap perbincangan yang acapkali menyudutkan. Menghindar diri dari wajah-wajah yang membuat ketidaknyamanan. Lantas berlari keluar dari zona nyaman yang selama ini jauh dari kenyataan.

Alasan itupun semakin menguat ketika sempat terjatuh beberapa kali, tapi tidak ada satupun orang yang datang menolongi. Hanya memandang tanpa memberi bantuan. Seperti ingin mengatakan bahwa ianya pantas untuk dirasakan. Pun ketika menangis. Ketika hati begitu teriris. Tidak ada teman karib yang datang merengkuh. Yang ada justru menjauh. Tidak ada kalimat penghiburan. Malah bening air mata jatuh berhamburan.

Betapa sakitnya ketika merasakan itu semua. Ketika semua harapan tak berwujud sempurna. Ketika kebersamaan berakhir dengan lukisan luka. Ketika tangisan menjadi pelengkap duka. Lalu apa lagi hendak dikata?

Hingga tiba pada satu titik, pada satu kesimpulan, bahwa kesendirian akan jauh lebih menentramkan. Tidak akan menyakiti sesiapa, dan tidak akan merasa disakiti oleh apapun jua. Sendiri akan jauh lebih menikmati setiap keadaan. Tidak akan merasa terbebankan atas setiap perasaan. Bebas bepergian tanpa harus meninggalkan pesan. Juga tidak akan ada tangisan yang bercucuran.

Mungkin sesekali memang harus seperti itu. Jeda untuk sementara waktu. Sendiri untuk beberapa hari. Meredakan semua luka yang membuat nyeri. Menata jiwa agar terasa jauh lebih lapang. Berbincang kepada Tuhan agar hati ini jauh dikuatkan dan ditegarkan. Lalu kembali dengan hati yang lebih baik lagi.  Seperti hujan yang kerap datang dari langit yang menggelap. Seusainya akan tersisa dingin yang menyegarkan, juga langit yang mencerahkan.

#30DWCJilid9 #Squad6 #Tulisan #Day27 #JikaBoleh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia