Berdiri, Menata Hati

Ini cerita tentang dua anak manusia yang memiliki harap yang sama. Belajar untuk serius dalam sebuah jalinan yang kelak akan menggetarkan aras Tuhan. Menautkan setiap rasa dalam sebuah ikatan yang disebut pernikahan.

Sang gadis yang menjadi pujaan  bukan main senang hatinya. Hari demi hari di lalui dengan bahagia. Setiap harinya  akan disempatkan sedikit waktun untuk membuat karya bunga yang kelak akan menjadi buah tangan ketika acara bahagia itu bermula. Tanpa mempersiapkan hatinya akan setiap kemungkinan yang siap bertandang.

Sampai satu hari petaka itu tiba. Sang laki-laki memutuskan untuk tidak melanjutkan perhubungan.. Dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Sang gadis terpukul hatinya. Bayangan kebahagiaan yang akan di rajut bersama, menjadi berantakan. Jiwanya gaduh, matanya menganak sungai penuh. Dan tangisan sepertinya akan segera luruh.

Sang gadis pun mengunci dirinya di dalam bilik untuk hitungan hari yang cukup lama. Tidak ingin bercerita juga bertemu orang-orang di luar sana. luka di hatinya sungguh tak dinyana.

Sampai akhirnya sang gadis memutuskan untuk keluar dari tempatnya sekarang. Dia memilih mengembara ke pulau seberang. Yang diyakini akan membuat dirinya jauh lebih tenang. Setidaknya bayangan kenangan itu akan menghilang. Bersama jejaknya yang terbenam ketika petang.

Sesampainya di pulau seberang, hatinya tidak kunjung damai. Dia masih menutup diri dari setiap pertemuan juga kemungkinan. Dia menahan diri untuk melihat dunia luar. Tidak ingin berbincang-bincang dengan orang-orang. Mungkin sesak di dalam jiwanya masih tidak tertahankan.

Sampai pada suatu hari, ada kabar baik mengetuk hati. Menyapanya dengan penuh hati-hati.

“Datanglah ke majelis ilmu. Isilah kekosongan hatimu dengan bertemu orang-orang baru. Tegakkan kepalamu, lapangkan hatimu. Bangkitlah, berdirilah, berupayalah agar kau segera kembali mengisi hari-harimu.”

Dan setelah itu, dengan izin-Nya sang gadis mulai memberanikan diri untuk bangkit. Berdiri dari sekian banyak rasa sakit. Menjumpai orang-orang baik. Menata hari dan hatinya dengan apik. Kiranya Tuhan tidak ingin dia terlalu lama sakit.

#Pejuang30dwcjilid9 #squad6 #Tulisan #Day26 #Berdiri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia