-Sister From Another Mom- Chapter IV (Invitation)
“Iya, Bu.
Allhamdulillah Salma sehat. Ibu apa kabar ?” Salma kembali bertanya kabar
seseorang di seberang sana. Ibu.
Sekarang sedang waktu
istirahat siang. Perkuliahan baru selesai 10 menit yang lalu. Mata kuliah
Ekonometrika yang super njelimet berakhir
dengan tugas yang wajib di kumpulkan pekan depan. Beberapa teman sekelas Salma
keluar dengan muka di tekuk, membayangkan begitu rumitnya dengan tugas itu. Sedang
yang lain bersikap seakan tidak peduli. Biasanya yang seperti ini akan berakhir
dengan contekan di sana sini.
Salma yang baru
saja memasukkan beberapa diktat kuliahnya ke dalam tas, di kagetkan dengan
getaran panggilan masuk di Handphonenya.
Di ambilnya benda berwarna hitam itu dari tasnya. Tertulis di layar, Ibu. Segera
di angkat panggilan itu, lalu berjalan keluar ruangan. Memilih duduk lesehan di
depan kelas.
“Allhamdulillah sehat juga. Kamu tidak sedang
kuliah?” Tanya
ibu dari seberang
“Kuliah, Bu. Sekarang
sedang istirahat” Jawabnya sambil mengeluarkan botol air dari kantong samping
tas nya.
“Ooh. Begitu ya. Kamu akhir pekan ini pulang
nggak nak ?”
“Belum bisa Salma
pastikan, Bu. Rencananya Salma memang mau pulang, tapi ada beberapa tugas yang
harus Salma kerjakan. Ibu doakan ya, biar Salma bisa pulang akhir pekan ini.
Salma kangen sama masakan Ibu” Terang
Salma Panjang. Setiap kali sang ibu menelepon dirinya dan menanyakan kapan
pulang, Salma selalu bingung menjawabnya. Dia memang ingin sekali pulang ke
rumah. Sudah hampir sebulan dia tidak pulang. Tapi tugas- tugas kuliah lah penyebab
terhambatnya kepulangan dia ke rumah.
“Aamiin. Ibu doakan kamu bisa pulang akhir pekan
ini. Bapak sudah nanyain kabar kamu terus. Beliau sehat- sehat saja,
Allhamdulillah. Abang dan adikmu juga sehat semua. Kalau kamu jadi pulang,
kabari Ibu ya nak” Suara lembut Ibu masih terdengar dari seberang sana.
“Iya bu, Insya
Allah. Pokoknya akan Salma usahakan untuk bisa pulang. Titip salam buat Bapak,
Bang Anto dan Ari.”
“Insya Allah nanti Ibu sampaikan. Kamu jaga diri
baik-baik ya, nak. Ibu tutup dulu teleponnya. Ohya, tiitp salam buat Ranti. Sekalian
ajak dia ya, kalau kamu jadi pulang. Assalamu’alaikum”Ibu menutup
sambungan dari seberang.
“Wa’alaikumsalam
warohmatullohi Wabarokatuh” Jawab Salma, lalu memasukkan Handphone nya ke dalam tas. Segera dia berdiri dari duduk nya
sambil membersihkan bagian belakang bekas baju yang di duduki nya. Dia ingin
segera menyusul Widuri yang sejak tadi sudah di kantin. Cacing di dalam perutnya
juga mulai mengadakan paduan suara. Dia ingin mencari sesuatu yang bisa
mengganjal lapar yang di derita nya saat ini.
“Assalamu’alaikum”
Sebuah suara terdengar dari belakang Salma. Dia segera menghentikan langkah
kakinya. Lalu berbalik ke belakang, mencari sumber suara.
“Wa’alaikumsalam”
Balas Salma pendek sambil memutarkan kepalanya. Seorang laki-laki.
“Mohon maaf
mengganggu waktu nya sebentar. Saya dari lembaga kerohanian islam ingin
memberitahukan bahwa akhir pekan ini akan ada kajian bulanan di mushola kampus.
Mohon kehadirannya. Terima kasih. Assalamua’alaikum” Laki-laki di depan Salma menutup
kalimatnya sembari mengulurkan sebuah kertas selebaran. Di ambilnya kertas itu,
lalu laki-laki itu pun pergi meninggalkan Salma dengan wajah kebingungan.
Salma sedikit terkejut.
Laki-laki yang baru saja berbicara kepada nya seperti tidak asing. Salma
seperti pernah menjumpainya sebelum hari ini. Tapi dimana ? di cobanya untuk mengingat.
Nihil. Dia tidak bisa mengingat siapa laki-laki itu. Ah, sudahlah. Putus Salma
akhirnya. Dia pun kembali mengingat tujuan awal. Kantin.
----
“cie-cie yang
ketemu sama calon imam” Suara khas miiik Widuri membuat suasana semakin heboh. Ditambah
lagi matahari yang semakin meninggi.
Setelah pertemuan
singkat dengan laki-laki tadi, Salma langsung menuju kantin. Siang ini kantin
terlihat ramai. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tidak di temukannya
Widuri. Salma yang sudah tidak bisa menahan lapar, segera mengambil beberapa
potong kue dan membayarnya. Dia ingin duduk di pondok-pondok kecil yang ada di
sekitaran kampus saja. Mungkin di sana akan di temukannya Widuri.
Ternyata benar. Widuri
sedang duduk leyeh-leyeh dengan
sekantong jajanan. Menikmatinya dengan penuh hikmat. Seakan baru menjumpai
makanan tersebut hari ini. Salma yang melihat gelagat lucu itu hanya tersenyum
dari kejauhan. Segera di susul sahabatnya itu.
Sesampainya di
hadapan Widuri, tak lengah di ceritakan lah pertemuan singkatnya tadi dengan
laki-laki yang katanya dari lembaga kerohanian kampus. Niat awalnya hanya ingin
berbagi informasi. Tidak tahu nya Widuri akan bereaksi seheboh ini.
“Apa-apaan sih,
Wid. Ngaco kamu.” Sungut Salma. Kesal
dengan sikap Widuri yang seperti itu, Salma memilih untuk mengambil sepotong kue
nya telah di beli nya tadi.
“Apanya yang ngaco, Ma ?” balas Widuri seakan tidak
mau mengaku. “Udah jelas-jelas ada yang mau ngajakin ke Syurga, kok malah di
bilang Ngaco” Lanjutnya.
Salma tidak
bereaksi.
“Coba deh kamu
lihat bener-bener. Masa tema sebesar
ini kamu nggak baca” Widuri masih
saja heboh. “Akan ku antar kau ke Syurga”
Widuri membacanya dengan suara sedikit lantang. Salma langsung mencubit
pinggangnya. Memintanya untuk berhenti bersikap seperti anak-anak. Di tariknya kertas
selebaran yang di pegang Widuri.
Ah, salah Salma
juga. Setelah menerima kertas selebaran tadi, dirinya tidak langsung
membacanya. Dia lebih memilih menuju kantin untuk menenangkan cacing-
cacingnya. Jadi wajar kalau dia tidak tahu isi di dalam kertas selebaran itu.
“Tuh kan, masih nggak percaya ?” Tanya Widuri sambil
menggosok-gosokkan tangannya di pinggang. Menghilangkan rasa sakit dari cubitan
Salma tadi. “Apalagi yang ngasih selebaran
tadi dari seorang laki-laki. Ah, pas banget kalau itu bakal calon imam” Sambung
Widuri lagi.
“Jadi kamu mau
pergi nggak ?” Salma malah bertanya.
“Boleh sih. Sore Jum’at
kan ?” Jawab Widuri.
“Oke” Salma
mengangguk tanda setuju.
Kalau saja Widuri
tidak bisa ikut, Salma juga tidak ingin pergi. Dia tidak pernah ikut kajian yang seperti ini
sebelumnya. Dan bersyukurnya lagi, Widuri
tidak tahu kalau Salma seperti mengenal laki-laki tadi. Keputusannya untuk
datang ke acara tersebut, sekedar memenuhi undangan dan sekalian ingin mencari
tahu tentang laki-laki itu.
#Pejuang30DWC
#30DWCJilid8 #Squad9 #Day11 #Cerbung
Komentar
Posting Komentar