-Sister From Another Mom- Chapter V (Accident)



Tadi setelah pulang dari kampus, Salma mampir sebentar ke warung langganannya. Membeli satu sisir pisang kepok, satu bungkus tepung terigu dan satu bungkus minyak goreng. Niat hatinya ingin membuat pisang goreng. Sudah lama dia tidak merasakan pisang goreng buatannya. Lama dia memilih. Mencari pisang yang betul-betul bagus untuk di goreng. Setelah menemukan pisang yang sesuai dengan keinginannya, Salma segera membayar dengan jumlah yang sudah di tentukan.

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Hujan yang turun sejak asar tadi belum juga usai. Masih terus menimpa atap rumah. Mengisi parit-parit kecil di sebelah rumah yang mulai meluber kemana-mana. Sesekali terdengar petir bersahutan. Seperti ingin mengabarkan hujan kali ini akan lama. 

Salma baru saja selesai menggoreng pisang yang di belinya tadi. Segera di bersihkannya bekas- bekas kotor setelah menggoreng. Pisang yang sudah jadi di letakkan di atas meja. Rencananya akan di nikmati bersama penghuni kos lainnya. Setelah selesai dengan dapurnya, Salma beranjak menuju ke ruangan depan. Menunggu Ranti dan yang lainnya.

Di pandangnya hujan di luar sana. Masih lebat. Menghujami bumi dengan sangat tajam. Tiba-tiba perasaan Salma tidak enak. Bagaimana dengan Ranti ? Sepertinya tadi dia buru-buru berangkat ke kampus. sudah pasti tidak membawa payung. Apalagi baju hujan.

Di ambilnya handphone yang berada tidak jauh dari tempat duduknya. Segera di ketik nama Ranti di bagian kontak. Di pilihnya tombol panggil. Butuh beberapa saat untuk menyambungkan ke nomor tujuan. 

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.

Sebuah suara dari operator yang terdengar. Di cobanya lagi. Masih dengan hasil yang sama. Kekhawatiran Salma semakin menjadi. Dia bingung untuk menghubungi siapa lagi. Dia tidak mempunyai kontak teman- teman Ranti. 

Diliriknya jam dinding yang tergantung di atas pintu. Pukul 5.30. Salma tidak ingin berlama-lama menyimpan kekhawatiran. Segera di ambilnya payung dan dikenakannya baju hujan. Dia akan menjemput Ranti.

--- 

Karena jarak kos dan kampusnya tidak jauh, Salma memilih berjalan kaki. Tapi hujan yang lebat di tambah dengan angin kencang menambah parah langkah kaki Salma. Ternyata hujan di jalanan jauh lebih parah di banding berada di rumah. Dia harus benar-benar berhati-hati. Apalagi jika ada mobil yang lewat dengan cepat.

Salma sudah berada di jalan depan kampusnya. Sekarang dia akan menyeberang. Tapi terpaksa terhenti, karena masih ada mobil yang lewat. Setelah di rasanya aman, Salma pun menyeberang dengan berlari. Supaya bisa cepat sampai di kampus. Supaya bisa menemui Ranti.

Tanpa di sangka-sangka, dari arah samping ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang. Mobil itu memberi tanda peringatan lewat klaksonnya. Tapi sayang, jarak yang terlalu dekat dan keterkejutan yang dirasakan Salma justru membuat langkahnya terhenti. Dan seketika itu juga semua nya berubah menjadi gelap. Beriringan dengan bunyi petir yang cukup kuat.


#Pejuang30DWC #30DWCJIlid8 #Squad9 #Day 13 #SFAM #Accident

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia