#Day7: Memilih-memilah

Aku tahu, di dunia ini ada begitu banyak pilihan hidup yang memang harus dipilih. Sebab aku tidak mungkin bisa  menjalaninya sekaligus. Bahkan untuk urusan-urusan yang kecil pun, aku harus memilihnya dengan cermat.

Semisal, setelah bangun tidur apakah langsung mencuci muka atau membuka handphone dahulu. Seusai sholat subuh, apakah dilanjutkan dengan tilawah atau justru melanjutkan tidur yang terjeda. Atau mungkin setelah pulang kerja, mampir sebentar di warung bakso atau langsung pulang ke rumah. Aku tidak mungkin melakukan kegiatan-kegiatan itu sekaligus. Aku harus memilihnya. Pilihan-pilihan kecil seperti inilah yang seringkali kutemui dalam kehidupan sehari-hari. Lantas aku pun belajar untuk memilahnya. Mana yang menurutku baik untuk dilakukan atau ditinggalkan. Mana yang harus segera dikerjakan atau ditunda sebentar. Mana yang harus diutamakan atau diakhirkan.

Begitu juga kiranya untuk urusan yang lebih besar yang akan melibatkan masa depan. Pastinya aku akan jauh lebih hati-hati memutuskan. Aku akan lebih bijaksana mengambil kebijakan. Bahkan aku akan meminta pendapat  banyak orang. Keluarga, teman dekat bahkan lingkungan tempat aku bekerja. Sebab, pandangan orang lain juga bisa mempengaruhi keputusanku nantinya.

Itulah yang aku lakukan selama lima bulan terakhir ini. Berbincang dengan keluarga atau menjumpai beberapa orang, lalu bercerita kepada mereka. Meminta pendapat bagaimana baiknya untuk urusan yang sedang aku hadapi ini. Sebab urusan ini bukan hanya tentang pilihan setelah bangun tidur, bukan tentang seusai sholat atau setelah pulang kerja. Urusan ini jauh lebih berat dari itu. Sebab masa depan menjadi pertimbangannya.

Lalu di saat urusan ini belum menemukan titik temu, aku pun diingatkan tentang istikharah. Ya, sholat istikharah. Ibadah yang meminta pendapat Allah dalam memutuskan urusan ini. Sebab, sebanyak apapun masukan yang aku dapat, tetap tidak ada artinya jika bukan Allah Dzat yang mengabulkan setiap kehendak yang menghendaki hal tersebut.

Alhamdulillah, biidznillah Allah pun membuka jalan keluar untuk setiap kegelisahan itu. Memang Allah tidak memberi petunjuk lewat mimpi. Namun di antara pilihan yang harus kuputuskan itu, Allah memberikan kemudahan pada salah satunya. Dan kuanggap itulah petunjuk.

Kerisauanku selama ini sememangnya tidak berarti apa-apa di saat aku menyerahkan setiap urusan kepada Allah. Apalagi ketika pilihan berat ini harus kuputuskan. Allah begitu baik membuka jalan-jalan kemudahan urusan ini. Didukung pula dengan adanya keluarga, teman dekat bahkan pimpinan tempat bekerja juga melakukan hal serupa. Hal ini juga yang membuat yakin, bahwasanya inilah pilihan yang tepat untuk kuambil.

Terakhir ingin sekali kusampaikan. Ketika kita esok lusa kita dihadapkan dengan begitu banyak pilihan, yang kita sendiripun tidak tahu mana yang lebih baik dari urusan tersebut, maka hal yang paling utama dan segera kita lakukan adalah meminta pendapat Allah. Libatkanlah Allah sejak awal.  Sebab Dia lah Dzat yang paling tahu tentang urusan hambanya. Jangan lupa juga untuk meminta kebaikan dari urusan tersebut, yang tidak hanya berlaku di dunia namun di akhiratnya kelak. Mintalah.. dan terus meminta. Bukankah Allah menyukai jika hambanya meminta pada-Nya?

Sedangkan bersama makhluknya, tetap juga kita pinta pendapat mereka. Sebab dengan begitu akan menjadi bahan pertimbangan kita kedepannya.

Wallahu’alam.. ini sekadar tulisan dari seseorang yang baru saja belajar memutuskan sebuah urusan besar dalam hidupnya.

#Ramadhan #Day7 #Tulisan #NTMS #pilihankehidupan #justAllah #thebestplanner

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia