Mari Bertumbuh


Bismillahirrohmanrrohim..

Kemarin adalah akumulasi dari sekian hari yang kutunggu. Yaitu bertemu dengan seorang penulis yang sudah sejak lama kubaca tulisannya. Bahkan sebelum tulisan itu menjelma menjadi sebuah buku.

Aku mengenal tulisan beliau sejak pertengahan tahun 2014 yang lalu dari seorang teman (Teh Nurul). Teteh menyarankanku untuk mencoba mampir di akun tumblrnya. Karena banyak tulisan-tulisan bagus di sana. Nah mulai dari situ aku pun mengikuti tulisan beliau. Ohya, namanya adalah Kurniawan Gunadi atau biasa disapa dengan Masgun.

Masgun dalam hematku adalah orang yang sangat sederhana. Terlihat dari tulisan-tulisannya yang selalu mengangkat hal-hal yang sederhana, tapi luput untuk dihikmahi. Seperti mulai dari bangun pagi, lalu bagaimana mengawali hari, menjalani hari-hari sampai nanti menutup mata kembali ketika di malam hari. Hal-hal yang sebenarnya sudah sering dijalani dan dijumpai, tapi disebabkan aktivitas kita yang terlampau menggunung tinggi, membuat kita abai dan cenderung tak bisa menghikmahi.

Aku pribadi bersyukur sekali ketika dipertemukan dengan orang-orang yang telah menuliskan hal-hal yang sederhana seperti ini. Artinya, aku akan selalu diingatkan untuk tidak mudah memandang sesuatu dari kaca mata orang lain. Aku belajar untuk lebih bersyukur, belajar untuk tidak mengukur apapun dengan ukuran orang lain. Sebab jika aku melakukan hal itu, artinya aku tidak akan pernah bersyukur. Segala nikmat yang aku peroleh tidak akan pernah cukup. Sebab aku tidak mengukurnya dengan kapasitas diriku sendiri. Sederhananya, aku lupa bahwa Allah pada hakikatnya memberikan apapun itu (kenikmatan atau ujian) berdasarkan kemampuan hambanya. Dan itu dalam kadar yang cukup. Cukup untuk aku syukuri dan cukup untuk aku lalui. 

Tulisan-tulisan masgun adalah tulisan self reminder, menurutku. Pengingat-pengingat sederhana pada diri sendiri, tapi sebenarnya akan membawa perubahan yang luar biasa. Semisal, ketika kita dihadapkan dengan berbagai macam ujian bukan berarti kita akan terus menerus jatuh di dalamnya atau malah membiarkan masalah itu menurunkan semangat kita. Tidak seperti itu. Kita bisa kok bercerita pada orang-orang yang kita percaya. Atau dengan orang-orang yang sudah lebih dahulu mengalami fase yang saat ini kita rasakan. Setidaknya masalah itu akan terbagi, meskipun tidak membawa solusi, tapi hati kita akan jauh lebih ringan. Karena beban yang kita rasakan tak lagi menjadi milik sendiri.

Ah, kita melupakan akan satu hal. Pada dasarnya, masalah orang hidup itu, ya itu itu saja. Hanya saja dia akan berpindah dari satu orang ke orang lain. Maka dari merekalah kita akan mengambil pelajaran kehidupan. (Masgun)

Tiba-tiba aku jadi teringat. Dahulu ketika SD, ada sebuah buku (lupa bukunya) yang menuliskan bahwa, “Kita hari ini adalah hasil dari kita 5 tahun yang lalu”. Artinya apapun yang akan kita lakukan hari ini akan terlihat hasilnya 5 tahun lagi. Sederhananya lagi, perubahan 5 tahun akan datang dimulai dari action kita hari ini. Apakah kita memilih untuk menjalankan hal-hal yang baik, yang bisa menambah kapasitas diri, atau justru sebaliknya. Memilih untuk mengikuti setiap arus kehidupan yang ada. Tidak berniat untuk menjadi orang-orang memiliki kebermanfaatan pada orang lain. sekalipun untuk hal-hal yang kecil dan ringan.

Jika disandingkan dengan ceritaku hari ini, mungkin 5 tahun terhitung lama. Sebab aku mengenal tulisan Masgun itu di pertengahan tahun 2014. Dan tulisan-tulisannya- baik itu di tumblr atau di soundcloud- telah berhasil membuat masa-masa magangku di salah satu bank syariah di Payakumbuh menjadi lebih menyenangkan pada waktu. Berawal dari sana, aku berniat suatu hari nanti bisa bertemu langsung dengan membawa karyanya dan meminta tandatangannya.

Dan biidznillah, tahun ini aku diberi kesempatan untuk bisa merantau di kota Jogja. Yang mana kota ini adalah tempat tinggalnya Masgun dan keluarga. Jika dahulu aku mengenal tulisan Masgun ketika berada di bangku kuliah, maka hari ini pun aku menjumpainya dalam keadaan masih di bangku kuliah. Dan kuyakini tulisan-tulisan Masgun akan kembali menemani perjalananku selama belajar di Jogja. Terima kasiiihhh :’)

Terakhirr.. berhubung bulan ini adalah bulan yang sangat istimewa, (menurutku yaa.. hehe),  maka akumulasi dari hal-hal yang kutemui di bulan ini adalah hadiah terbaik. Hadiah untuk 24 tahun selama hidupku yang bisa jadi akan menjadi titik balik untuk kembali mengenali diri sendiri. Hadiah yang mungkin tak akan kutemukan jika aku tidak pernah bergerak dari tanah kelahiran. Hadiah yang akan membuat aku untuk terus bersyukur di saat mendaptkan nikmat dan ujian kehidupan. Karena itulah sebab adanya penciptaan. Untuk melihat, apakah ujian dan kenikmatan akan menambah tingkat keimanan dan ketakwaan. Intinya sih, mari terus bertumbuh pada hal-hal yang membawa kita pada kebaikan.

Terima kasiiih buat kamu yang sudah membacaa. Btw, di bawah ini adalah foto dari karyanya masgun yang kudapatkan lewat PO sebelumnya. Dan sampai di kosan tepatnya hari senin siang pekan kemaren.

Sedikit info yaa, buku pertama Masgun itu judulnya “Hujan Matahri”. Tapi sayangnya doi memutuskan untuk tidak cetak ulang. Katanya sih sudah cukup. Tapi buat yang penasaran, bisa kok dengarkan tulisan beliau di ID soundcloud suaracerita. Karena hampir sebagian isi dari buku tersebut disuarakan di sana. Lanjut setelah kelahiran buku pertama, anak kedua dari karya Masgun adalah “ Lautan Langit” yang isinya adalah kumpulan cerita. Dan setelah itu di buku ketiga “Menentukan Arah”, beliau kolab dengan sang istri yang mana buku ini dijadikan souvenir pernikahan mereka. Dan terbaru adalah tulisannya bersama teman-temannya yang lain “Bertumbuh”.

Dan sekarang aku sedang membaca yang “Bertumbuh”. Cocok banget buat siapapun yang sedang dalam fase  quarter life crisis. Kalaupun tidak berada di fase itu, buku ini akan menjadi amunisi ketika nanti kamu berada di fase itu. Lain kali akan aku coba untuk mereview isi dari bukunya. Doakan semoga terwujudkaan.. hehe

And last, terima kasih sudah mau mengunjungi blog ini dan membaca tulisan-tulisan di dalamnya. Mungkin banyak absurdnya, tapi aku minta doanya untuk diberikan keistiqomahan dalam menebar kebaikan lewat tulisan.

Semoga tak lelah untuk terus “Bertumbuuh” yaa ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia