Duhai jiwaku; ulat yang rakus pada dedaun dunia; berkepomponglah pada Ramadhan; hingga taqwa jadikanmu kekupu jelita, di antara wangi bunga.
— Salim A. Fillah (@salimafillah) 15 Juni 2015
Apa Kamu Bahagia?
Sejak hari bahagia itu, aku sama sekali tidak ada mendengar kabar darimu. Berkali-kali aku menelusuri akun media sosial milikmu. Mencari tahu kabarmu, melihat foto-foto terbaru, sambil sesekali melihat siapa saja yang mampir di setiap kiriman itu. Karena biasanya kamu ada di sana. mengabarkan pada dunia dari balik jendela maya. Menyapa ramah setiap orang yang mampir di sana. Dan aku cukup senang karenanya. Itu tandanya kamu baik-baik saja. Namun, kali ini usaha itu tidak menghasilkan apa-apa. Kamu tidak ada di sana. Akun media sosial mu sepi. Terkunci. Tidak ada pesan status seperti biasa. tidak ada kabar yang menyapa, apalagi foto terbaru dengan aneka gaya. Ingin sekali aku bertanya pada teman terdekat. Kamu apa kabar? Di mana sekarang? Daaan.. Apa kamu bahagia? Ya. Deretan tanya itu menggebu-gebu untuk segera dijawab olehmu. Mewakili rasa ingin tahu yang terus mengharu biru. Dan kamu harus tahu, bahwa sebenarnya itu tanda aku sedang merindu. Aku tahu ini tidak baik. Da
Komentar
Posting Komentar