Ujian Kejujuran

Postingan kali ini tentang ujian kejujuran. Sebenarnya tidak terlalu urgent untuk di tulis. Hanya saja beberapa hari ini saya pribadi mendapat jadwal untuk mengawasi ujian akhir semester (UAS) di kampus.

Yang menarik disini adalah, saya dipaksa untuk mengingat kembali bagaimana saya menjalani UAS pada saat dahulu. Karena notabenenya yang sekarang UAS adalah adik-adik tingkat waktu kuliah dulu.

Entah karena saya yang terlalu idealis atau kaku, kebanyakan mereka yang saya awasi pada saat ujian merasa tertekan (baca:stress). Karena saya memang tidak membolehkan dan memberikan kesempatan mereka untuk saling bekerja sama dan menggunakan hand phone pada saat ujian. Dan saya fikir hal ini juga berlaku untuk perguruan tinggi ternama sekalipun. 

UAS juga harusnya menjadi ujian kejujuran bagi mereka. Karena sebagus apapun hasil akhir dari ujian itu, jika jalan memperolehnya tidak dengan cara yang benar (baca:jujur) yaaa.. sama saja nol besar.
Mereka harusnya lebih bangga dengan jawaban yang mereka buat sendiri. Ini artinya mereka juga belajar jujur kepada diri sendiri tentang kemampuan diri mereka masing-masing. Oleh karenanya nilai akhir yang kelak akan mereka terima, adalah sebagai bukti pencapaian akademik mereka selama ini.
Alangkah lebih baiknya lagi bila itu memang murni dari hasil kerja sendiri.

Memang berat rasanya melihat teman-teman lain sibuk dengan contekan, sedangkan diri ini hanya berkutat sendiri, padahal sudah belajar hidup-hidupan agar bisa menjawab pada saat ujian.
Tapi yakinlah, Allah itu melihat proses bukan hasil. Apalah artinya hasil yg bagus jika di dapat dari proses yang salah. Setidaknya lebih baik memperoleh hasil yang kurang memuaskan tapi dengan proses yang benar. Dan lebih hebatnya lagi memperoleh hasil yang bagus dengan proses yang baik juga. Yaa.. pastinya dibekali dengan belajar dan pemahaman yang baik di saat menghadapi ujian..

Postingan ini mungkin sudah telat di baca bagi mereka yang sedang menjalani ujian. Tapi semoga masih ada manfaat untuk dimasa yang akan datang. Dan postingan ini masih banyak kekurangan. Sebenarnya masih banyak poin yang ingin di tulis.  Tapi tiba-tiba menghilang.. ya sudah ini saja yang di tulis.  Semoga next time bisa lanjutin tulisan ini..
Wallahua'lam bisshowab..
Selamat ujian bagi yang akan menjalankan..
Ma'an Najah.. ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Kamu Bahagia?

-Sister From Another Mom- Chapter III (Contemplation)

Siluet Pemberi Bahagia